Nelayan di Desa Karangduwur Kecamatan Ayah, Kebumen pantai Ayah Kebumen terpaksa libur beberapa hari karena cuaca ekstrem.
Para nelayan di Desa Karangduwur masih berduka.
Bencana gelombang pasang dan badai telah merusak sejumlah perahu nelayan yang bersandar di Pantai Menganti, Desa Karangduwur Kebumen, Rabu malam (30/12/2020).
Selepas musibah itu, nelayan sepakat libur melaut dalam beberapa hari.
Ketua Biro Hukum dan Advokasi Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kebumen Sukamsi mengatakan, gelombang pasang setinggi sekitar 2 meter menerjang wilayah pantai Menganti, Rabu (30/12).
Gelombang tinggi disertai badai menyapu sejumlah perahu nelayan yang parkir di pantai.
Akibat bencana itu, belasan perahu mengalami kerusakan ringan hingga berat.
Bahkan di antaranya ada yang hanyut terbawa arus laut.
Warga maupun nelayan malam itu langsung bahu membahu mengevakuasi perahu-perahu lain ke tempat yang lebih tinggi.
“Kalau tidak dievakuasi, dampaknya lebih parah,” katanya, Jumat (1/1/2021)
Nelayan pun harus menanggung kerugian materi karena perahu rusak. Ia menaksir, dari data yang dihimpun sementara pihaknya, kerugian mencapai Rp 175 juta.
Kerugian bukan dari kondisi perahu yang rusak atau hilang, namun juga alat tangkap ikan semisal jaring yang lenyap tersapu gelombang.
Perahu yang rusak berat tidak bisa diperbaiki kembali karena kondisinya telah hancur.
Adapun perahu yang hanyut sudah tidak diketahui dimana rimbanya.
Yang rusak ringan masih bisa diperbaiki, ditambal,” katanya.
Pihaknya berharap Pemerintah Kabupaten Kebumen ikut memikirkan nasib nelayan yang perahunya rusak atau hilang karena gelombang.
Bantuan dari pemerintah diharapkan bisa meringankan beban nelayan untuk memperbaiki perahunya yang rusak atau memperbarui yang hilang.
Terlebih selama ini nelayan telah banyak menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kebumen melalui retribusi penjualan ikan.
“Nelayan sudah banyak kasih retribusi ke pemerintah,” katanya.
Sumber : Kompas.com